Fergie Kecam Blatter

Posted: Sabtu, 10 Januari 2009
Sir Alex Ferguson mengecam Sepp Blatter dan menyebut presiden FIFA ini sebagai orang yang terlalu tua untuk menduduki jabatannya dan menunjukkan gejala2 kemiripan dengan diktator2 Afrika yang menjadi “gila” akibat kekuasaan.

Sir Alex Ferguson mengecam Sepp Blatter dan menyebut presiden FIFA ini sebagai orang yang terlalu tua untuk menduduki jabatannya dan menunjukkan gejala2 kemiripan dengan diktator2 Afrika yang menjadi “gila” akibat kekuasaan.
Blatter akhir2 ini memang sering mengeluarkan pernyataan2 yang tidak masuk akal. Salah satu komentarnya yang membandingkan perlakuan Manchester United terhadap Cristiano Ronaldo (menolak permohonan transfernya ke Real Madrid) dengan “perbudakan modern” telah membuat gusar
petinggi2 klub termasuk Sir Alex.
Dalam wawancaranya dengan GQ Magazine Sir Alex berkata, “Saya rasa Sepp Blatter tengah menunjukkan gejala.. atau telah mencapai tahap dimana ia menjadi bahan tertawaan di dunia sepakbola. Apakah ia sudah terlalu tua (untuk menduduki jabatannya), saya tidak tahu. Tapi hal2 tertentu bisa terjadi pada orang2 yang punya kekuasaan. Lihat saja apa yang terjadi dengan raja2 lalim di Afrika.”
Namun Sir Alex membantah telah membanding2kan Blatter dengan orang2 seperti Robert Mugabe. “Itu (membandingkannya dengan Mugabe) menggelikan. Saya hanya berkata bahwa untuk orang yang berada di posisinya, ia telah banyak mengeluarkan pernyataan2 aneh yang membahayakan kredibilitasnya sendiri. Seperti ketika ia mengeluarkan pernyataan tentang “perbudakan modern” itu. Wajar saja kalau itu mengundang banyak protes, baru tahun lalu kita memperingati 200 tahun dihapusnya perbudakan di dunia.”
Manajer Setan Merah ini juga mengungkapkan bahwa ia tahu kalau Real Madrid akan mengejar2 Cristiano Ronaldo setelah mereka membeli Gabriel Heinze setahun sebelumnya. “Saya tahu itu akan terjadi, jadi saya tidak terkejut,” ujarnya. “Ketika kami menjual Heinze ke Real Madrid kami semua sadar bahwa itu akan terjadi, karena Ronaldo punya hubungan sangat dekat dengan Heinze.”
“Saya sudah memperkirakan rencana mereka. Saya tidak percaya mereka benar2 tertarik membeli Heinze - meskipun ia pemain bagus. Target utamanya adalah Ronaldo. Yang membuatnya benar2 memuakkan adalah Madrid, di bawah Jendral Franco, selalu bisa mendapatkan apapun dan siapapun yang mereka mau, sebelum Spanyol mengenal demokrasi.”
Sir Alex juga membantah bahwa United kehilangan sosok Peter Kenyon sejak kepindahannya ke Chelsea tahun 2003. “Tidak, tentu saja tidak. Peter Kenyon? Kami tidak merasa kehilangan. Hal terbaik yang terjadi pada kami beberapa tahun terakhir adalah David Gill.”
Di Moscow Kenyon berfoto2 dengan mengenakan medali runners-up Liga Champions 2008, sementara itu -sebaliknya- Sir Bobby Charlton menolak mengenakan medali juara.
Lanjut Ferguson, “Charlton waktu itu berkata: ‘Dengar, ini bukan untuk saya. Malam ini milik mereka (para pemain)’. Padahal kami semua pasti akan mengerti jika ia meminta mengenakan medali itu - 50 tahun sejak Busby Babes, ia punya hak untuk itu. Tapi ia lebih memikirkan klub dan para pemain. Itulah Sir Bobby Charlton.”
Mengenai rencana pengunduran dirinya beberapa tahun lagi Ferguson mengaku bahwa prospeknya cukup mengkhawatirkan, tapi ia juga yakin kalau proses pergantiannya sendiri akan berjalan mulus. “Itu tidak akan menjadi masalah,” lanjut manajer berusia 66 tahun ini. “Fondasinya sudah ada. Moralnya juga sudah ada. Sekarang pun saya tidak mengurus semuanya. Lucunya, semakin tua usia saya, saya malah semakin takut pensiun. Tapi akan tiba waktunya orang lain akan datang menggantikan saya. Saya berharap dan percaya orang yang dipilih adalah seseorang yang hebat. Karena anda boleh percaya, pekerjaan ini sungguh2 tidak mudah.”



Sir Alex Ferguson mengecam Sepp Blatter dan menyebut presiden FIFA ini sebagai orang yang terlalu tua untuk menduduki jabatannya dan menunjukkan gejala2 kemiripan dengan diktator2 Afrika yang menjadi “gila” akibat kekuasaan.

Sir Alex Ferguson mengecam Sepp Blatter dan menyebut presiden FIFA ini sebagai orang yang terlalu tua untuk menduduki jabatannya dan menunjukkan gejala2 kemiripan dengan diktator2 Afrika yang menjadi “gila” akibat kekuasaan.
Blatter akhir2 ini memang sering mengeluarkan pernyataan2 yang tidak masuk akal. Salah satu komentarnya yang membandingkan perlakuan Manchester United terhadap Cristiano Ronaldo (menolak permohonan transfernya ke Real Madrid) dengan “perbudakan modern” telah membuat gusar
petinggi2 klub termasuk Sir Alex.
Dalam wawancaranya dengan GQ Magazine Sir Alex berkata, “Saya rasa Sepp Blatter tengah menunjukkan gejala.. atau telah mencapai tahap dimana ia menjadi bahan tertawaan di dunia sepakbola. Apakah ia sudah terlalu tua (untuk menduduki jabatannya), saya tidak tahu. Tapi hal2 tertentu bisa terjadi pada orang2 yang punya kekuasaan. Lihat saja apa yang terjadi dengan raja2 lalim di Afrika.”
Namun Sir Alex membantah telah membanding2kan Blatter dengan orang2 seperti Robert Mugabe. “Itu (membandingkannya dengan Mugabe) menggelikan. Saya hanya berkata bahwa untuk orang yang berada di posisinya, ia telah banyak mengeluarkan pernyataan2 aneh yang membahayakan kredibilitasnya sendiri. Seperti ketika ia mengeluarkan pernyataan tentang “perbudakan modern” itu. Wajar saja kalau itu mengundang banyak protes, baru tahun lalu kita memperingati 200 tahun dihapusnya perbudakan di dunia.”
Manajer Setan Merah ini juga mengungkapkan bahwa ia tahu kalau Real Madrid akan mengejar2 Cristiano Ronaldo setelah mereka membeli Gabriel Heinze setahun sebelumnya. “Saya tahu itu akan terjadi, jadi saya tidak terkejut,” ujarnya. “Ketika kami menjual Heinze ke Real Madrid kami semua sadar bahwa itu akan terjadi, karena Ronaldo punya hubungan sangat dekat dengan Heinze.”
“Saya sudah memperkirakan rencana mereka. Saya tidak percaya mereka benar2 tertarik membeli Heinze - meskipun ia pemain bagus. Target utamanya adalah Ronaldo. Yang membuatnya benar2 memuakkan adalah Madrid, di bawah Jendral Franco, selalu bisa mendapatkan apapun dan siapapun yang mereka mau, sebelum Spanyol mengenal demokrasi.”
Sir Alex juga membantah bahwa United kehilangan sosok Peter Kenyon sejak kepindahannya ke Chelsea tahun 2003. “Tidak, tentu saja tidak. Peter Kenyon? Kami tidak merasa kehilangan. Hal terbaik yang terjadi pada kami beberapa tahun terakhir adalah David Gill.”
Di Moscow Kenyon berfoto2 dengan mengenakan medali runners-up Liga Champions 2008, sementara itu -sebaliknya- Sir Bobby Charlton menolak mengenakan medali juara.
Lanjut Ferguson, “Charlton waktu itu berkata: ‘Dengar, ini bukan untuk saya. Malam ini milik mereka (para pemain)’. Padahal kami semua pasti akan mengerti jika ia meminta mengenakan medali itu - 50 tahun sejak Busby Babes, ia punya hak untuk itu. Tapi ia lebih memikirkan klub dan para pemain. Itulah Sir Bobby Charlton.”
Mengenai rencana pengunduran dirinya beberapa tahun lagi Ferguson mengaku bahwa prospeknya cukup mengkhawatirkan, tapi ia juga yakin kalau proses pergantiannya sendiri akan berjalan mulus. “Itu tidak akan menjadi masalah,” lanjut manajer berusia 66 tahun ini. “Fondasinya sudah ada. Moralnya juga sudah ada. Sekarang pun saya tidak mengurus semuanya. Lucunya, semakin tua usia saya, saya malah semakin takut pensiun. Tapi akan tiba waktunya orang lain akan datang menggantikan saya. Saya berharap dan percaya orang yang dipilih adalah seseorang yang hebat. Karena anda boleh percaya, pekerjaan ini sungguh2 tidak mudah.”



0 komentar:

Dictionary 4all